Hari kedua 27 June 2018
Tracking Basecamp – Pos 3
Setelah siap-siap loading barang ke pick up dan sarapan, kita check out sekalian menitipkan koper-koper yang akan diangkut langsung ke homestay kita di Senaru.
Krucils minus Lintang
Jam 8 kita berangkat naik pick up ke basecamp. Sekitar 5menit sampai di basecamp, melakukan pencatatan dan cek porter-porter pribadi dan logistik.
Di sini aga lama karena ternyata duffle bag nya harus dibongkar dan dibagi 2 isinya. Krn harus dipikul bukan dipanggul. Alhasil semua sleeping bag dan perlengkapan dalam tenda masuk di karungnya porter. Pelajaran juga nih…ternyata klo pake porter pribadi better dikarungin aja barangnya karena bakalan dipikul. Tadinya carrier juga diminta bongkar. Alhamdulillah ga perlu dibongkar. Mereka akhirnya mau bawa carrier nya.
Sementara yang dewasa sibuk urus ini itu, daripada krucil bengong, kita foto-foto aja di gerbang Rinjani. Wajib keknya yaaa… π
Krucils minus bang Rizky
Selanjutnya kita naik pick up lagi karena pangkalan ojeg nya ga di situ. Kira-kira 15menit dari basecamp. Ojeg-ojeg sudah siap menanti. Awalnya bonceng paksu, paksu yang bawa, Rania milih sama tukang ojeg nya. Biasa mamak-mamak ga rela terpisah padahal anaknya enjoy2 aja. Akhirnya mamaknya milih sama tukang ojeg aja tapi bareng sama Rania. Secara nanti bakalan jalan sendiri-sendiri kan. Lagian trek nya lumayan extreme kalau pake motor, kalo ga biasa malah bahaya nyetir motor di sini. Jalur yang dilewati awalnya hutan tapi cuma sebentar setelahnya padang savana.
Di sini better pakai celana panjang ya jangan celana pendek, rumput-rumputnya tinggi-tinggi, bisa-bisa betis kesabet rumput kan lumayan. Juga sewaktu lewat hutan, banyak ranting-ranting. Untungnya anak-anak semua pakai celana panjang, selain itu panas nya asoy geboy. Padahal kalo bule pada pakai kaos putung n celana pendek π Telapak kaki di pedal kaki juga sebaiknya menghadap depan jangan ke samping, sakit kalau pas terbentur bebatuan dipinggir jalur.
Buff, topi & kacamata perlengkapan yang wajib dipakai, debunya juga naik wong kita pakai motor, ngebul jadinya. Makanya suka kurang enak hati kalau pas melewati para pendaki yang lagi jalan. Selalu kita bilang permisi. Mungkin karena lihat ada anak-anak jadi maklum kali ya. Hihihii….maafkan kami ya
Semua motor berhenti di pos 2. Dari pemberhentian itu jalan 2menit lah ke pos 2, harus melewati jembatan dulu. Mungkin sekarang udah ga ada jembatannya ya. Track nya mungkin juga nanti sudah berbeda pada saat dibuka kembali di tahun 2020. Di pos 2 ini kita istirahat, nyemil-nyemil. Di sini tersedia beberapa saung-saung untuk istirahat dan ada MCK yang mumpuni. Kalau menurut saya mah ini bagus banget untuk ukuran di gunung.
Toilet Umum cakep kan
Setelah kira-kira 1/2 jam, kita mulai trekking. Hawanya sejuk tapi matahari terik, terkadang ada sekumpulan awan yang lewat membuat teduh. Sepanjang mata memandang ya padang savana. Kita jalan menuju pos 3, tempat kita nge camp malamnya.
Formasi dibagi 3, formasi depan leader dan anak-anak, tengah para mamak2 dan belakang sweeper, bapak-bapak tersebar di 3bagian ini. Pembagian ini didasarkan atas kemampuan fisik, seperti anak-anak yang kemampuan fisiknya luar biasa dibagian depan. Supaya tidak mudah bosan menunggu mamak-mamaknya yang dikit-dikit istirahat π
Anak-anak yang udah di depan
View on track dari pos 2 ke pos 3
Teman seperjalanan, Shinta, yang akrab dipanggil Nyai memberikan tips tracking, berhentilah sebelum napas terengah-engah. Berhenti beberapa detik untuk mengembalikan irama napas dan ini dilakukan tetap sambil berdiri ya. Saya coba ternyata berhasil, ga membuat saya kelelahan seperti naik bukit sikunir sebelumnya.
Nyai di tengah Savana
Minum juga cukup seteguk asal basahi mulut dan tenggorokan saja. Kalau terlalu banyak nanti malah mual. Terbukti ada satu anak dalam team, Lintang, dia minum terlalu banyak, dan akhirnya dia mual dan muntah. Akhirnya botol minumnya dipegang oleh guide kami, Bang Fajri. Supaya terkontrol minumnya, katanya.
Tempat rehat favorit – sofa alami
Udara yang dihirup pun terasa perih di tenggorokan, dan mulut juga jadi kering. Untungnya sebelum berangkat dapat wejangan dari Oma Nina, sahabat pepotoan yang sudah lebih dulu ke Rinjani. Beliau berpesan untuk membawa permen asem yang asli, bukan gulas ya untuk sekedar memancing produksi air liur dan basahi tenggorokan, Alhamdulillah, saya bawa berkantong-kantong kecil dan sebagian saya bawa di tas selempang. Jadi selama perjalanan sebentar – sebentar saya mengunyah permen asem ini.
Berhenti sejenak untuk mengambil foto bisa jadi alasan sekalian istirahat. Tapi memang sayang banget dilewatkan, ingin rasanya setiap beberapa langkah, berhenti untuk mengcapture keindahannya. Kalau tidak ingat stock baterai dan memory yang dieman-eman. Khusus berangkat ke sini saya nambah jajan 3 baterai tambahan dan 1 memory card 64GB. Sebelumnya saya ada 2 baterai. Jadi total 5 baterai, asumsi 1 baterai 1 hari. Insya Allah cukup, maklum camera mirrorless boros baterai tidak seperti DSLR. Tapi bawa DSLR saya udah ga sanggup. Kebanyakan capture juga jadi ga jalan-jalan kan…sampainya jadi lama deh. Alhasil jadi sering ditarik-tarik sama guide, ayo jalan… π
Siapa yang ga tergoda untuk mengabadikan view seindah ini? Masya Allah
Anak-anak selalu di depan, terkadang bertemu ditempat istirahat untuk makan cemilan, tapi kebanyakan begitu saya sampai, anak-anak sudah selesai dan mereka lanjut jalan lagi. Ga bisa dibayangin gimana jadinya kalau pas gempa kemarin itu kita di sana, terpisah semua, anak2 di atas, paksu di bawah. Alhamdulillah Allah masih melindungi.
Jalan sepertinya tiada habisnya, sesekali bertemu dengan pendaki yang jalan turun, mereka menyemangati kami. Indahnya silaturahmi, walau tidak kenal tapi kami saling menyapa dan memberi semangat. Ini yang tidak didapati di kota. Ketemu aja masih sibuk sendiri dengan gadget masing-masing. O ya di sini signal jangan ditanya ya. XL bisa di beberapa spot. Lagian siapa yang mau pakai hp di gunung begini, selain untuk foto. Rasanya sayang banget kalau waktu dihabiskan untuk updet status dan main medsos. Mending mengamati dan menikmati pemandangan yang Masya Allah indahnya, tidak setiap hari kita dapati kan. Tapi kata paksu tetap perlu koneksi untuk berjaga-jaga. Iya sih.
Tak terasa sudah jam 12 siang tapi kami masih belum sampai pos 3. Perbekalan segala cemilan sudah dikeluarkan, jam 3siang akhirnya saya sampai juga di pos 3. Anak-anak malah udah sampai duluan.
Karena kita nyolong start pakai ojeg, jadinya kita sampai lebih dulu dari porter-porternya. Karena kelaparan akhirnya beli pop mie. 25 ribu satunya… hahahaha….


Di pos 3 ini masih ada warung, lumayan pertolongan pertama pada kelaparan. Nikmat banget rasanya pop mie. Selang 1jam akhirnya porter-porter itu sampai. Mereka langsung gelar tiker untuk kita istirahat sambil menunggu tenda berdiri. Kita juga disuguhi jeruk dan kacang2an u cemilan nya. Anggap aja sebagai welcome drink di hotel π


Setelah tenda-tenda rapi berdiri, kita memilih tenda masing-masing, sholat, istirahat dan mulai berdatanganlah satu persatu carrier-carrier yang dibawa porter. Pe eR lagi deh bongkar-bongkar carrier untuk keperluan tidur dan persiapan u tracking besoknya, mumpung masih terang lebih enak kan cari-cari barang. Pompa 4 buah kasur tiup, pasang lampu tenda dan taro sleeping bag di masing-masing kasur. Juga bersih-bersih, lap semua bagian pakai DoCare, washlap basah. Ganti baju dalam dan baju tidur kecuali celana luar yang tadi dipakai karena masih keluar lagi untuk makan. Baju ganti untuk besok saya taro dalam satu plastik klip di atas kepala kasur tiup masing-masing. Begitu juga sarung tangan, kupluk dan kaos kaki untuk tidur, botol minum kalau malam haus.
Sebelum maghrib, masakan sudah selesai dan kita makan bareng-bareng, ngumpul di tikar yang diketakkan di tengah-tengah tenda kami. Menu pertama kami, nasi dan sop. Dingin-dingin ya lahap sekali kami makan. Alhamdulillah nikmatnya ya Allahπ
Oya ada 1 tanah lapang berumput yang dijadikan tempat u urusan buang hajat. Letaknya aga ke atas. Anak-anak laki mondar mandir aja sih sedari kita sampai. Saya sendiri dan Rania 1x hihihi… aga ga nyaman sebenarnya, soalnya terbuka kan tempatnya. π Alhamdulillah Rania santai-santai aja sih. Gud gal…kalau urusan BAK sih masik ok ya.. π
Setelah sholat maghrib dijamak qashar dengan Isya, pada masuk tenda. Dingiiiin. Anak-anak ganti celana dan bersih-bersih bagian bawah sekalian saya balur minyak tawon sekujur tubuh mereka plus bonus pijatan ringan. Lumayan hangat dan ngurangin pegal-pegal setelah lelah tracking seharian. Enak banget ya…trus saya siapa yang balurin…lirik paksu dah molor ππ€£ Naseeeb balur-balur sendiri lah…tapi saya pakai tiger balm…eits bukan tiger balm jaman nenek-nenek dulu loh…ini baunya enak dan hangat meresap. Setelah mandi pun biasanya masih terasa hangat.
Tak lupa saya siapkan botol mineral kosong ukuran besar, corong ulir beserta perlengkapan tissue basah dan kering juga kantong plastik untuk sampah. Ini semua perlengkapan untuk saya dan rania kalau mau pipis di dalam tenda. Dingin dan gelap kan kalau malam-malam mau pipis ke luar. Besok paginya buang deh isinya π
Duh di dalam tenda ini barang-barang itu harus attached bener sama kita, dikantongin minimal. Kalau cuma digeletakin gitu aja, pasti hilang entah ke mana. Berkali-kali sarung tangan hilang sebelah. Beruntung bawa 2pasang untuk dalaman atau tidur masing-masing. Jadi hilang satu ambil yang lain. Ini berlaku buat barang apaaaa aja….bisa 10menit habis buat cari barang yang hilang. Sebenarnya sih ga hilang, tapi karena kita bergeser-geser jadilah pindah tempat entah ke mana. π Paginya waktu beres-beres sih ketemu lagi…hahahahahaaa…. malah ada yang nyelip di dalam sleeping bag π
π€£π€£
Anak-anak dan paksu sudah tidur, tinggal saya. Pengen motrek milkyway…dingin banget…kalo ga motrek sayang banget π Keluarin tripod, setting camera dulu biar ga kelamaan di luarnya…minimal ga terlalu banyak setting ulang di luar lah. Tenda Nyai dan Cikgu masih rame, anak-anak yang lain udah pada tidur. Tinggal yang dewasa lagi pada ngobrol di dalam tenda Nyai.
Saya keluar sendirian di depan tenda. Duduk…brrrrr..dingiiiin…tapi indah banget karena malam itu bulan purnama…Masya Allah. Cekrak cekrek…pengalaman pertama motrek milky way sambil ingat-ingat tips n tricksnya. Beberapa cekrek udah ga tahan dinginnya. Ya dapet seadanya aja jadinya. Jari-jari nya udah kaku karena harus lepas sarung tangan kan untuk putar-putar dan tekan tombol untuk setting.
Ya terpaksa disudahi dan menerima hasil motrek sendiri yang terbatas karena ga bisa pindah-pindah tempat. Males lebih tepatnya…dingiiiiin…ga tahan anginnya…π Sambil ngebayangin…enak kali ya kalo rame-rame motrek nya..ya semacam hunbar gitu. Bisa tanya-tanya at least lebih hangat karena rame-rame kali ya… hihihi…
Ya sutralah…kembali ke dunia nyata…saya sendirian motreknya. Masuk lagi ke dalam tenda dan mencoba tidur…anginnya kencang banget dan menimbulkan suara-suara yang awalnya syahdu…lama-lama koq kek horor…tidur ajalahπ
Tidur pun saya sedikit-sedikit terbangun karena anak-anak gerak sedikit saya ya bangun, betulkan posisi tidur mereka, betulkan kupluknya. Rania itu kakinya sering keluar-keluar dari sleeping bag, kan dingiiiin. Tapi ya dengan cueknya tetap tidur pulas. Cape kali ya. Jadi enak tidur. Mamak-mamak ga dimana-mana ya kek hansip.
Gudnight universe….
This trip arranged by :

Uuuuh keren ππ
LikeLike
Makasih yaππ
LikeLike
Makasih ya…
LikeLike